Senin, 28 November 2011 - 0 komentar


PSIKOSEKSUAL 




Psikologi engga hanya  ngomongin masalah jiwa, masih banyak cakupan luas dan kali ini saya akan mengupas psikologi yang berhubungan dengan seksualitas.
 
Do You Know?

Aktivitas seksual sudah ada sejak bayi... bayi?.. iya sejak bayi.

Menurut Sigmund Freud (1856-1939) “bahwa setiap individu mempunyai seksualitas kanak kanak (infantile sexuality) yaitu dorangan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan itu dalam bahasa kerennyaLibido” .

Dorongan tersebut akan terus berkembang menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa.
Setiap tahap perkembangan ditandai dengan berfungsinya dorongan dorongan tersebut pada daerah tubuh tertentu. 

Sebenarnya organ organ yang mendukung dalam melakukan seksualitas sudah ada sejak masih dalam masa kehamilan dalam rahim ibu atau menurut bahasa keren anak IPA nya “Gestasi”  *sayang itu kata kata kalo ga digunain dalam kehidupan sehari hari :D :P . dan mulai berkembang saat si individu mulai lahir kedunia sampai dewasa.

Perkembangan melalui beberapa fase atau tingkatan :

  • 1.       Fase Oral (0-1 tahun)

Oral (mulut) anak memperoleh kepusan dan kenikmatan yang bersumber pada mulutnya. Saya berikan contoh misalnya saat bayi menyusu pada ibunya atau memasuki jari jari mungilnya kemulutnya ( bila tidak di beri ASI sama ibunya) coba perhatikan saat bayi menyusu iya terlihat nyaman dan anteng (tidak mau diganggu) saat sedang menyusu. Kaget kan? Itu salah satu  termasuk cara memperoleh kepuasan seksual  pada anak? *engga usah kaget gitu juga sih  mukanya, biasa aja kali :P |siapa juga yang kaget ? -____-  

  Note : kalo individu sudah beranjak dewasa masih mengigit kukunya termasuk dalam gangguan pada  fase               oral waktu si individu masih bayi.
         * kalo anak muda pacaran terus kissing apakah itu termasuk fase oral? XD  LOL
            Gue lepas tangan kalo masalah itu :D :D :P

  • 2.      Fase Anal (1-3 tahun)




Anal (bahasa sehari hari “anus”, bahasa anak IPA “rektum” , bahasa agama “dubur).  Fase ini kira kira usia dua tahun,  terletak didaerah anus terutama saat buang air besar. Saya contohkan saat anak duduk di pispot sampai lama untuk menikmati kepuasan seksual pada anus. *bagi calon orang tua( ngelirik diri sendiri :D ) inilah saat yang tepat untuk mengajar disiplin pada anak (toilet training) . pada masa ini anak sudah harus menjadi individu yang bertanggung jawab. 

Note : Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini,kepribadian kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif. WAW EMEJING!!! sebegitu besarkah efek positif dari sebuah kebiasaan kecil dapat  mendapatkan hasil besar untuk masa depan seorang individu? SE SU ATU !! ckckck.

  • 3.      Fase Falik (3-7tahun) 
 
 
 
Mulai ketahap yang lebih spesifik  libido yang memusatkan pada daerah kelamin. Si anak    mulai bisa membedakan anatomi (struktur fisik) antara laki laki dan perempuan. Pada anak       laki laki keterdekatan pada ibunya menimbulkan gairah seksual dan perasaan cinta yang disebut Oedipus Kompleks , menggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Gila kaan? O.o? Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut disebut pengebirian kecemasan. Rasa itu akan hilang dengan sendirinya jika si anak (khususnya anak laki laki sudah mengenal dan menyukai lawan jenisnya.

Note : gue cewe yah, jadi ga tau gimana rasanya suka sama orang yang ngelahirin kita  kedunia   ini .. masih  bingung juga sama fase yang satu ini.. *tanda tanya besar (?) 

  • 4.      Fase Laten (7-12 tahun)

 

Fase ini bisa dibilang masa tenang, sebab anak mengalami perkembangan pesat pada aspek motorik dan kognitif . kecemasa dan ketakutan yang timbul pada masa masa sebelumnya ditekan (repreesed) .tidak ada aktivitas seksual. Pokoknya jaim masih polos :3 istilah kitanya itu ABG masa masa paling indah lah gitu katanya :D :D. Maksudnya dari itu semua individu lebih menggelompokkan diri mereka sesusai jenis kelamin, misal yaah cowo bergerombol main sama cowo aja , yang cewe juga gitu main ngombrol Cuma sama cewe cewe aja.. ngertikan? disebut juga periode homoseksual alamiah.. hayoo kalo udah kata kata homo udah negatif aja fikirannya-___-. Itu dibelakangnya pake kata “alamiah

Note : mengapa disebut fase tenang? Coba deh liat keadaan sekitar, anak perempuan biasanya beranggapan “kalo disentuh cowo pasti bakalan hamil,*belum tau dia kan giman gimananya? Makanya mereka lebih  nyaman bergaul dengan sesama jenis( pendapat saya secara pribadi ).
 Biasanya juga anak mencari figur ideal (mengkagumi) diantara orang dewasa berjenis kelamin sama dengannya.. yang bahasa GAYAnya : mencarian jati   diri, *aassiikk.. siapa sih gue sebenarnya? Itu kata kata yang sering muncul saat fase ini.

  • 5.      Fase Genital (12 tahun keatas) 
 
 
Alat repruduksi sudah mulai masak, matang (siap disalurkan, dan dipakai dengan tujuan meneruskan generasi berikutnya). Pusat kepuasannya berada pada daerah kelami. Libido diarahkan untuk hubungan hubungan heteroseksual (berpusat melakukan aktivitas seksual kepada lawan jenis *heheheheh ;) ). Awalnya individu beranggapan bahwa melakukan aktivitas ini untuk kebutuhan kepuasan seksualitas dia seorang namun dia akan sadar bukan hanya sekedar memenuhi kepuasan itu saja bahkan efeknya bisa meneruskan generasi dia berikutnya (berkembang biak), Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan. 


From me For you : " Setiap individu pasti akan melewati atau mengalami fase fase diatas mau tidak mau...!!! tergantung pribadi (dari diri kita) masing masing mengontrol  bagaimana menjadi individu yang positif dan bertanggung jawab pada keadaan biologis maupun psikis dalam dirinya." 

Sumber : Farah Fajriatun Nikmah 
Sabtu, 26 November 2011 - 0 komentar
Nama : Farah Fajriatun Nikmah
Kelas  : 1PA09
NPM  : 12511693



Manusia dan Pandangan Hidup

 

Setiap individu pasti memiliki pandangan hidup, di mana setiap orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Pandangan hidup memiliki pangertian sebagai pendapat yang digunakan sebagai pegangan, patokan, arahan, serta petunjuk untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari. Pendapat yang ada tersebut tidaklah didapat seketika. Pendapat tersebut didapat dari pengalaman yang pernah seseorang alami. Pandangan hidup berdasarkan asalnya dibagi 3, yaitu :
1. 1. Pandangan hidup yang berasal dari agama
2. 2.Pandangan hidup yang berasal dari ideologi
3. 3.Pandangan hidup yang berasal dari hasil renungan
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki beberapa unsure, yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan.
A. Cita-cita
Cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita capai atau kita dapatkan di masa yang akan datang. Tentunya, agar tercapai cita-citanya, seseorang harus melakukan usaha dan kerja keras. Apabila cita-citatersebut tidak pernah tercapai, cita-cita tersebut menjadi angan-angan. Tercapai atau tidaknya cita-cita seseorang tergantung atas usaha yang dilakukan seseorang.
B. Kebajikan
Pada dasarnya, suatu cita-cita mengharapkan suatu tujuan dimana tujuan tersebut adalah kebajikan. Pada hakikatnya, kebajikan sama halnya dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Jadi, kebajikan adalah adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita .
C. Usaha/Perjuangan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa agar cita-cita tercapai, dibutuhkan suatu usaha yang maksimal. Usaha tersebut bisa berupa ilmu/otak/ide/pemikiran maupun jasmani/tenaga. Namun, karena kemampuan seseorang berbeda-beda, maka usaha yang dilakukan-pun berbeda-beda. Hal itu akan menimbulkan tingkat kemakmuran setiap orang berbeda-beda.
D. Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu aliran naturalism, aliran aktualisme, dan aliran gabungan. Langkah-langkah perpandangan hidup yang baik adalah :
1. Mengenal
2. Mengerti
3. Menghayati
4. Meyakini
5. Mengabdi
sumber : http://priyosantblog.blogspot.com/2011/05/manusia-dan-pandangan-hidup.html