Senin, 06 Mei 2013 - 0 komentar

kepribadian sehat menurut Rogres

FARAH FAJRIATUN NIKMAH
12511693
2PA08

PERKEMBANGAN “DIRI”


                Dalam masa kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Sgi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya pengunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihatm didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pegertian-diri” (self-concept).
                Sebagi bagian dari self-concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa taua mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk oleh suatu akibat dari bertambahnya kompleks interaksi-interkasi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi dari orang-orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran gambaran diri yang konsisten, suatu keseluruhan yang terintegrasi di mana kemungkinan adanya beberapa ketidakharmonisan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagimana yang mungkin diinginkan untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan yang mengaktualisasikan diri muncullah suatu pola yang berkaitan. Situasi yang berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional.
                Cara cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regrad).

POSITIVE REGRAD


                Positive regrad, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regrad. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,cinta, dan persetujuan dari orang orang lain, tetapi dia kecewa kalu dia menerima celaaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Apakah anak itu pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regrad ini dipuaskan dengan baik.
                Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Bagaimana kalau dia tidak memberikan positive regrad kepada anak? Bagaimaana kalau dia mencela dan menolak tingkah laku anaknya? Anak itu mengamati suatu celaan (meskipun hanya berfokus pada salah satu segi tingkah laku) sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan.
                Dalam hal ini, anak mengaharapkan bimbingan tingka lakunya dari orang-orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positve regrad yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regrad dengan mengorbankan aktualisasi diri :
                Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan positi bersyarat” (conditional positive regrad). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik.
                Yang kedua adalah “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional regrad)pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingakh laku. Cinta dan kasi sayang yang diberikan dengan bebas ini, dan sikap yang titampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan, sama seperti halnya sikap-sikap ibu yang memperhatikan conditional positive regrad diinternalisasikan oleh anaknya. 


AKTUALISASI


                Rogers menempatkan suatu dorongan- “ satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen komponen pertumbuhan fisologi dan psikologis, meskipun selama tahun tahun awal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarrah kepada segi segi fisiologis.
                Tidak ada segi pertumbuhan dan perkembangan manusia beroprasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat-tingkat yang lebih rendah, kecenderungan aktualisasi berkenaan dengan kebutuhan kebutuhan fisologis dasar makanan, air, dan udara. Karena itu kecenderungan aktualisasi itu memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan kebutuhan jasmaniah dasar.
                Akan tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak daripada mempertahankan organisme; aktualisasi juga mempermudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.jika bayi bertambah besar, organ organ tubuh dan proses proses fisiologis menjadi semakin kompleks dan berdiferensiasi karena mereka mulai berfungsi dalam arah arah yang dituju. Proses pematangan ini mulai dengan perubahan perubahan dalam ukuran dan bentuk dari bayi yang baru lahir sampai pada perkembangan sifat-sifat jenis kelamiin sekunder pada masa remaja.
                Pematangan yang penuh itu tidak dicapai secara otomatis, meskipun fakta bahwa “blue-print” bagi proses pematangan terkandung dalam struktur genetis individu. Proses itu memerlukan banyak usaha; rogers membandingkannya dengan perjuangan dan rasa sakit yang terjadi ketika seorang anak belajar berjalan. Walaupun demikian anak itu masih terus berusaha dan akhirnya berhasil. Apa sebabnya anak itu pantang mundur? Rogers berpendapat bahwa kecenderungan untuk aktualisasi sebagi suatu tenaga pendorong adalah jauh lebih kuat daripada rasa sakti dan perjuangan serta setiap dorongan yang ikut menghentikan usaha untuk berkembang.
                Kecenderungan aktualisasi pada tingkat fisiologisbenar-benar tidak dapat dikekang; kecenderungan itu mendorong individu ke depan dari salah satu tingkat pematangan berikutnya yang memaksanya untuk menyesuaikan diri dan tumbuh.
                Seperti anda dapat melihat, segi fisiologis dari kecenderungan aktualisasi ini tidak diarahkan kepada reduksi tegagan. Perjuangan serta keuletan yang terlibat dalam aktualisasi membuat kita bertambah dan buka menjadi kurang tegang. Maka tujuan hidup tidak hanya mempertahankan suatu keseimbangan homeostatis atau suatu tingkat ketentraman dan kesenangan yang tinggi, tetapi juga pertumbuhan dan peningkatan. Arah kita ialah kedepan, ke arah tujuan yang berfungsi semakin kompleks sehingga kita dapat menjadi semuanya menurut kemampuan kita untuk menjadi.
                Pada tingkata biologis ini, Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan manusia yang tidak sehat. Jelas, dia tidak menemukan perbedaaan antara orang yang sehat dengan orang yang sakit secara emosional, menurut jumlah atau perhitungan dari apa yang mungkin disebut aktualisasi biologis. Tetapi apabila kita memikirkan segi-segi psikologis dari aktualisasi maka jelas ada perbedaaan.
                Ketika seorang bertambah besar, maka “diri” mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan dalam aktualisasi beralih dari yang fisiologis kepada yang psikologis. Tubuh, dan bentuk bentuk serta fungsi fungsinya yang khusus telah mencapai tingkat perkembangan yang dewasa, dan pertumbuhan lalu berpusat pada kepribadian. Rogers tidak menjelaskan kapan perubahan ini terjadi, tetapi seseorang dapat menarik kesimpulan dari tulisan tulisan bahwa perubahan ini mulai pada masa kanak-kanak dan selesau pada akhir masa adolesensi.

Schultz, Duanne. (1991). Psikologi Pertumbuhan Model- Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.