Minggu, 06 April 2014 - 0 komentar

Tugas Softskill Psikoterapi

Tugas Softskill Psikoterapi

Farah Fajriatun Nikmah
3PA08
12511693


1.      Apakah definisi dari Psikoterapi itu, dan Jelaskan


Psikoterapi dalam perspektif bahasa, psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa sedangkan therapy yang berarti penyembuhan Subandi (2002).
Dilihat secara etimologis, psikoterapi memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan.




Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar klien bisa mengatasi persoalannya.  Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung kepada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien.

Gladding (1992) (dalam Komalasari 2011)  mengutip beberapa pendapat ahli yang mendeskripsikan psikoterapi sebagai hubungan yang:
  • Berhubungan dengan masalah gangguan kejiwaan yang lebih serius
  • Menekankan pada masal lau dibandingkan masa sekarang
  • Menekankan pada insight dari pada perubahan
  • Terapis diharapkan menyembunyikan dan tidak membuka nilai-nilai dan perasaannya
  • Terapis berperan sebagai orang yang ahli (expert) dari pada sebagai partner untuk berbagi (sharing partner).


2.      Jelaskan tujuan dari Psikoterapi

Sarwono (2009) Tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu (mulai dari masalah ringan sampai dengan gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut merasa bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
Menurut Corey (1991) tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pengalaman intelektual.

3.      Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur dari Psikoterapi 

Masserman (dalam Maulany 1997) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
  • Peran sosial (martabat)
  •  Hubungan (persekutuan tarapeutik)
  •  Hak
  •  Retrospeksi
  •  Reduksi
  •  Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
  •  Resosialisasi,
  •   Rekapitulasi.
4.  Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling 

 Cavanagh menyimpulkan perbedaan konseling dan psikoterapi yang dibahawa pada beberapa literatur.
  1. Pertama, konseling diperuntukkan bagi individu normal, sedangkan psikoterapi pada umumnya ditujukan bagi individu yang mengalami gangguan psikologis. 
  2. Kedua, konseling lebih bersifat edukatif, suportif, berorientasi pada kesadaran dan dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat.  Psikoterapi bersifat rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi  pada ketidaksadaran, dan dilaksanakan dalam waktu yang panjang. 
  3. Terakhir konseling lebih terstrukstur, diarahkan pada tujuan yang terbatas dan konkrit, sedangkan psikoterapi bertujuan untuk mengubah diri individu (Cavanagh 1982, p.3).

    Menurut Thompson,et.al.,2004, p.21 perbedaan antara konseling dan psikoterapi
    Konseling lebih banyak untuk
    Psikoterapi lebih banyak untuk
    1.      Konseling atau klien
    1.      Pasien
    2.      Msalahnya yang ringan
    2.      Gangguan yang serius
    3.      Masalah pribadi, sosial, pekerjaan, pendidikan dan pengambilan keputusan
    3.      Gangguan kepribadian
    4.      Bersifat mencegah dan memberi perhatian pada perkembangan
    4.      Bersifat remedial
    5.      Pada seting pendidikan dan perkembangan
    5.      Pada seting klinis dan medis
    6.      Berada pada area kedasaran (conscious)
    6.      Berada pada area ketidaksadaran (uncouncious)
    7.      Menggunakan metode pengajaran
    7.      Menggunakan metode penyembuhan

5.  Uraikan secara jelas, bagaimana Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan terhadap mental illness

 Menurut Corey Gerald (2005) telah menyeleksi delapan pendekatan model konseling dan psikoterapi yang biasa dimasukkan ke dalam tiga kategori terhadap mental illness yaitu kategori Pertama adalah pendekatan psikodinamika yang berlandaskan terutama pemahaman, motivasi tak sadar, serta rekonstruksi kepribadian, dan merupakan terapi psikoanalitik. Kategori kedua adalah terapi-terapi yang berorientasi eksperiensial dan relasi yang berlandaskan psikologi humanistic, meliputi terapi-terapi ekstensial, terapi client-centered, dan terapi Gestlat. Kategori ketiga adalah terapi-terapi yang berorientasi pada tingkah laku, rasional-kognitif dan “tindakan”, yang mencakup Analisis Transaksional, terapi-terapi tingkah laku, terapi rasioanl emotif, dan terapi realitas
  •  Terapi Psikoanalitik
Figure utama : Freud. Figure-figur lain : Jung, Adler, Sullivan, Rank, Fromm, Horney, Erikson. Merupakan system psikoterapi pertama. Psikoanalisis adalah suatu teroi kepribadian, system filsafat, dan metode psikoterapi. Banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia 
  • Terapi Ekstensial Humanistik
Figure-figur utama : May, Maslow, Frankl, Jourard. “Kekuatan ketiga” dalam psikologi ini dikembangkan seagi reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yaitu (Menurut Ellis (Subandi dalam Tooyibi, M & Ngemron, M) , pendekatan yang cukup dekat dengan behavioristik adalah pendekatan kognitif, yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dan dikuantifikasi) . yang dianggap tidak belaku adil dalam memperlakukan manusia Pendekatan akstensial humanistik ini sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
 
  • Terapi Client-Centered
Pendiri : Carl Rogers. Semula adalah pendekatan nondiretif yang dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai reaksi melawan pendekatan psikoanalitik. Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi Client-Centered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepda klien dalam menangani berbagai permasalahan. 
  •   Terapi Gestalt

Pendiri :fritz Perls. Sebagian besar merupakan terapi eksperimenta; yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.



  •  Analisis Transaksional

Pendiri : Eric Berne. Suatu model terapi kontemporer yan cenderung kea rah aspke-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
 
  • Terapi Tingkah-laku
Tokoh-tokoh utaman : Wolpe, Eysenck, Lazarus, Salter. Suatu model terapi yang merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar pada penyelesaian gangguan-gangguan tingkah laku yang spesifik. Hasil-hasilnya merupakan bahan bagi eksperimentasi lebih lanjut. Terapi tingah laku secara sinambung dalam proses.

  • Terapi Rasoinal Emotif
Pendiri : Albert Ellis. Suau model terapi yang sangat didaktik, berorientasi kognitif tindakan, serta menekankan peran pemikiran dan system-sistem kepercayaan sebagai akar permasalahan masalah pribadi.

  • Terapi Realitas
Pendiri :William Glasser. Suatu model terapi yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bias belajar tingkah laku yang lebih realistic dan karenanya, bias mencapai keberhasilan.


6. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk utama dari terapi


Bentuk-bentuk utama dalam terapi

Psikoterapi menurut Phares (1992) dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yakni menurut taraf kedalamannya, dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi suportif, psikoterapi reeducative, dan psikoterapi reconstruktive.


1.      Terapi Supportive
Tujuannya memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis, dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar . alasan penghindaran karena kalau di bongkar ketidaksadarannya, klien ini kemungkinan akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya. Contohnya mengatasi trauma kekerasan dengan tujuan merubah prilaku yang biasanya dilakukan.


2.      Psikoterapi Reeducative
Psikoterapi reeducative bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Di sini terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis di sini tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis redukatif ini biasanya terjadi dalam konseling.


3.      Reconstructive
Bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien atau klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, memberi pemahaman akan adanya proses-proses tidak sadar, dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya langsung intensif dalam waktu yang sangat lama. Pendekatan psikoanalisis dimaksudkan menimbulkan pemahaman pada klien tentang masalah-masalahnya, kemudian mendobrak untuk melakukan pemahaman selanjutnya dan meningkatkan pengendalian ego atas desakan id dan superego.
 
Daftar Pustaka

  • Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks, Jakarta 
  • Mappiare, Andi., AT. (1992). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
  •  Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
  • Maulany, R.F (1997). Buku Saku psikiatri: Residen bagian psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
  •  Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 
  •  Slamet I.S. Suprapti & Sumarmo M. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : UI-Press.

S