FARAH
FAJRIATUN NIKMAH
12511693
2PA08
PERKEMBANGAN
“DIRI”
Dalam masa kecil, anak mulai
membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang
lain-lainnya. Sgi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya
pengunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk
membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua
benda lain yang dilihatm didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai
membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak
itu mengembangkan suatu “pegertian-diri” (self-concept).
Sebagi bagian dari self-concept,
anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa taua mungkin ingin menjadi
siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk oleh suatu akibat dari bertambahnya
kompleks interaksi-interkasi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi dari
orang-orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal
mengembangkan suatu pola gambaran gambaran diri yang konsisten, suatu
keseluruhan yang terintegrasi di mana kemungkinan adanya beberapa
ketidakharmonisan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagimana yang
mungkin diinginkan untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan yang
mengaktualisasikan diri muncullah suatu pola yang berkaitan. Situasi yang
berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional.
Cara cara khusus bagaimana diri
itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada
cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai
berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan
ini “penghargaan positif” (positive regrad).
POSITIVE
REGRAD
Positive regrad, suatu kebutuhan
yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk
mencari positive regrad. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan
yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,cinta,
dan persetujuan dari orang orang lain, tetapi dia kecewa kalu dia menerima
celaaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Apakah anak itu pada sejauh
manakah kebutuhan akan positive regrad ini dipuaskan dengan baik.
Self concept yang berkembang
dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Bagaimana kalau dia tidak memberikan
positive regrad kepada anak? Bagaimaana kalau dia mencela dan menolak tingkah
laku anaknya? Anak itu mengamati suatu celaan (meskipun hanya berfokus pada
salah satu segi tingkah laku) sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam
setiap segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan
dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan
akan diberikan.
Dalam hal ini, anak
mengaharapkan bimbingan tingka lakunya dari orang-orang lain, bukan dari
dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positve
regrad yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dan
pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regrad dengan mengorbankan
aktualisasi diri :
Anak dalam situasi ini
mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan positi bersyarat”
(conditional positive regrad). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah
syarat terhadap tingkah lakunya yang baik.
Yang kedua adalah “penghargaan
positif tanpa syarat” (unconditional regrad)pada masa kecil. Hal ini berkembang
apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak
bertingakh laku. Cinta dan kasi sayang yang diberikan dengan bebas ini, dan
sikap yang titampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar
yang diinternalisasikan, sama seperti halnya sikap-sikap ibu yang memperhatikan
conditional positive regrad diinternalisasikan oleh anaknya.
AKTUALISASI
Rogers menempatkan suatu
dorongan- “ satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian :
memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu.
Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen komponen pertumbuhan
fisologi dan psikologis, meskipun selama tahun tahun awal kehidupan,
kecenderungan tersebut lebih terarrah kepada segi segi fisiologis.
Tidak ada segi pertumbuhan dan
perkembangan manusia beroprasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi
ini. Pada tingkat-tingkat yang lebih rendah, kecenderungan aktualisasi
berkenaan dengan kebutuhan kebutuhan fisologis dasar makanan, air, dan udara.
Karena itu kecenderungan aktualisasi itu memungkinkan organisme hidup terus
dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan kebutuhan jasmaniah dasar.
Akan tetapi aktualisasi berbuat
jauh lebih banyak daripada mempertahankan organisme; aktualisasi juga
mempermudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.jika bayi bertambah
besar, organ organ tubuh dan proses proses fisiologis menjadi semakin kompleks
dan berdiferensiasi karena mereka mulai berfungsi dalam arah arah yang dituju.
Proses pematangan ini mulai dengan perubahan perubahan dalam ukuran dan bentuk
dari bayi yang baru lahir sampai pada perkembangan sifat-sifat jenis kelamiin
sekunder pada masa remaja.
Pematangan yang penuh itu tidak
dicapai secara otomatis, meskipun fakta bahwa “blue-print” bagi proses
pematangan terkandung dalam struktur genetis individu. Proses itu memerlukan
banyak usaha; rogers membandingkannya dengan perjuangan dan rasa sakit yang
terjadi ketika seorang anak belajar berjalan. Walaupun demikian anak itu masih
terus berusaha dan akhirnya berhasil. Apa sebabnya anak itu pantang mundur?
Rogers berpendapat bahwa kecenderungan untuk aktualisasi sebagi suatu tenaga
pendorong adalah jauh lebih kuat daripada rasa sakti dan perjuangan serta
setiap dorongan yang ikut menghentikan usaha untuk berkembang.
Kecenderungan aktualisasi pada
tingkat fisiologisbenar-benar tidak dapat dikekang; kecenderungan itu mendorong
individu ke depan dari salah satu tingkat pematangan berikutnya yang memaksanya
untuk menyesuaikan diri dan tumbuh.
Seperti anda dapat melihat, segi
fisiologis dari kecenderungan aktualisasi ini tidak diarahkan kepada reduksi
tegagan. Perjuangan serta keuletan yang terlibat dalam aktualisasi membuat kita
bertambah dan buka menjadi kurang tegang. Maka tujuan hidup tidak hanya
mempertahankan suatu keseimbangan homeostatis atau suatu tingkat ketentraman
dan kesenangan yang tinggi, tetapi juga pertumbuhan dan peningkatan. Arah kita
ialah kedepan, ke arah tujuan yang berfungsi semakin kompleks sehingga kita
dapat menjadi semuanya menurut kemampuan kita untuk menjadi.
Pada tingkata biologis ini,
Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan manusia yang tidak sehat.
Jelas, dia tidak menemukan perbedaaan antara orang yang sehat dengan orang yang
sakit secara emosional, menurut jumlah atau perhitungan dari apa yang mungkin
disebut aktualisasi biologis. Tetapi apabila kita memikirkan segi-segi
psikologis dari aktualisasi maka jelas ada perbedaaan.
Ketika seorang bertambah besar,
maka “diri” mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan dalam aktualisasi
beralih dari yang fisiologis kepada yang psikologis. Tubuh, dan bentuk bentuk
serta fungsi fungsinya yang khusus telah mencapai tingkat perkembangan yang
dewasa, dan pertumbuhan lalu berpusat pada kepribadian. Rogers tidak
menjelaskan kapan perubahan ini terjadi, tetapi seseorang dapat menarik
kesimpulan dari tulisan tulisan bahwa perubahan ini mulai pada masa kanak-kanak
dan selesau pada akhir masa adolesensi.
Schultz, Duanne.
(1991). Psikologi Pertumbuhan Model-
Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.