Farah Fajriatun Nikmah
12511693
2PA08
Psi & Teknologi Internet
Pengertian Tes Psikologi dan Kelebihan Test Psikologi
Online, Serta Kerahasiaan Alat Test
Psikologi yang Tersebar di Internet
Tes Psikologi
Tes Psikologi Contoh dan Soal - Test
Psikologi atau Psikotes bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepribadian dan
kemampuan orang per orang. Dua fungsi Psikologi tes ini adalah untuk prediksi
dan diagnosa namaun keduanya mempunyai tujuan yang sama. Perbedaannya, prediksi
berlaku untuk membedakan orang per orang pada saat itu juga berikut ini
merupakan Tes Psikologi Contoh dan Soal serta pengertiannya.
Apa itu Test Psikologi atau Psikotest ? Pengertian Psikologi tes adalah suatu bentuk ujian yang biasanya dilakukan untuk menguji mental dan dilakukan untuk menyeleksi serta menetapkan psikis khusus individu dalam rangka evaluasi diri terhadap kemampuan, bakat, minat, serta digunakan pula untuk kepentingan pengujian dalam seleksi penerimaan karyawan dan test memasuki Perguruan Tinggi. Banyak sekali orang beranggapan bahwa tes Psikotes ini merupakan tes yang sangat sulit untuk dimengerti sehingga jawabannya pun sangat sulit. Sehingga dapat muncul anggapan bahwa pola jawaban psikotes tidak pasti.
Kapan perusahaan memberlakukan Tes Psikologi.. tes ini dilakukan pada saat seleksi serta kenaikan / promosi jabatan tertentu. Tetapi yang lebih umum dan sering digunakan pastinya pada saat seleksi penerimaan pegawai / karyawan baru baik itu untuk karyawan BUMN, Bank, CPNS, PLN, Swasta, Bank Indonesia, Perusahaan Asing, Psikotest perusahaan minyak dan gas atau perusahaan-perusahaan lain.
Apa itu Test Psikologi atau Psikotest ? Pengertian Psikologi tes adalah suatu bentuk ujian yang biasanya dilakukan untuk menguji mental dan dilakukan untuk menyeleksi serta menetapkan psikis khusus individu dalam rangka evaluasi diri terhadap kemampuan, bakat, minat, serta digunakan pula untuk kepentingan pengujian dalam seleksi penerimaan karyawan dan test memasuki Perguruan Tinggi. Banyak sekali orang beranggapan bahwa tes Psikotes ini merupakan tes yang sangat sulit untuk dimengerti sehingga jawabannya pun sangat sulit. Sehingga dapat muncul anggapan bahwa pola jawaban psikotes tidak pasti.
Kapan perusahaan memberlakukan Tes Psikologi.. tes ini dilakukan pada saat seleksi serta kenaikan / promosi jabatan tertentu. Tetapi yang lebih umum dan sering digunakan pastinya pada saat seleksi penerimaan pegawai / karyawan baru baik itu untuk karyawan BUMN, Bank, CPNS, PLN, Swasta, Bank Indonesia, Perusahaan Asing, Psikotest perusahaan minyak dan gas atau perusahaan-perusahaan lain.
Kelebihan Test Psikologi Online
Perkembangan
zaman akan teknologi internet semakin memudahkan pengguna fasilitas untuk
melakukan sesuatu. Bagi para pencari tenaga kerja tidak perlu repot-repot
melakukan pertemuan fisik dengan konsultan yang akan melakukan kerjasama untuk
mencari kandidat atau sumber daya manusia yang diinginkan kriteria. Keduanya
sama-sama diuntungkan dengan menghemat energy, waktu dan biaya. Bahkan mereka
tidak perlu repot untuk mengatur jadwal. Sekarang bergamnya fasilitas internet
juga memungkinkan melakukan tes psikologi secara online yang terjamin
kerahasiaanya.Hanyadenganmembuka alamathttp://www.psikotes.co.id/web/ yang menyediakan pelayanan tes
Psikologi secara online.
Dampak Kerahasiaan Alat Test Psikologi yang Tersebar di
Internet
Hampir semua
orang dapat mengakses berbagai informasi dari internet. Salah satunya adalah
informasi di bidang psikologi yaitu mengenai alat-alat tes psikologis. Saat
ini, banyak sekali alat-alat tes psikologi tidak terjamin kerahasiaannya karena
keterbukaan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Melalui internet kita dapat
memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan
tes psikologi secara langsung dari internet. Menurut Djamaludin Ancok, kini
semakin sulit untuk merahasiakan alat tes karena begitu mudahnya berbagai tes
diperoleh melalui internet. Program tes inteligensi seperti tes Raven, dan Differential
Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari
permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.
Apabila
tes-tes psikologi tersebut bocor, maka penulis memiliki kekhawatiran akan
banyaknya biro-biro psikologi yang gulung tikar. Karena masyarakat akan
mempunyai asumsi bahwa mereka tidak perlu lagi untuk datang ke biro psikologi
untuk melakukan berbagai macam tes psikologis. Hal ini disebabkan juga karena
mereka mendapatkan kemudahan hanya denga membuka internet, mencari tes
psikologi online yang mereka butuhkan, langsung dapat mengetahui hasilnya dan
dengan biaya yang murah meriah. Sebenarnya tes-tes psikologi tidak hanya mudah
dicari melalui internet, sekarang sudah banyak juga yang menjual buku-buku
tentang tes psikologi dengan harga yang murah.
Penulis
sangat meyakini bahwa yang membuat dan menjual alat-alat tes psikologi melalui
internet maupun buku di toko-toko buku yang ada adalah bukan orang-orang yang
berasal atau bergerak di bidang psikologi dan minimal daru jurusan psikologi.
Karena orang-orang yang benar-benar bergerak di bidang psikologi tersebut
memiliki kode etik psikologi (lihat http://himpsijaya.org/kode-etik).
Hal ini di dukung oleh Himpunan
Psikologi Indonesia (HIMPSI) yang akan mengajukan Rancangan Undang-undang
Psikologi ke DPR. RUU ini dibuat karena banyak terjadi penyimpangan dalam
profesi psikolog. Ketua Himpsi, Rahmat Ismail, menyatakan saat ini banyak
profesi yang bukan psikolog, melakukan tugas-tugas yang seharusnya hanya bisa
dilakukan oleh seorang psikolog. Misalnya, melakukan rekrutmen. Padahal, kata
Rahmat, rekrutmen jelas-jelas merupakan kompetensi dari psikolog.
Dalam
mengikuti psikotes atau tes-tes psikologis lainnya, tidak diperlukan bimbingan
atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan tes-tes psikologis. Karena hal
tersebut menurut Rahmat merupakan potret diri masing-masing individu.
Masing-masing individu memiliki ciri khas tertentu. Apapun yang dijawab dalam
soal-soal psikotes, akan memunculkan ciri khas atau keunikan dari
individu-individu tersebut yang sebenarnya. Dampak negatif lain dari kebocoran
tes-tes psikologis adalah tes-tes tersebut menjadi tidak valid. Artinya adalah
alat tes tersebut tidak dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, karena
subjek atau orang yang mengikuti tes psikologis itu sudah mengetahui apa yang
akan ia jawab dalam tes tersebut. Oleh karena itu, meraka akan membuat-buat
atau mengada-ada setiap jawaban yang mereka berikan dalam tes tersebut.
Hal ini
disebabkan karena setiap orang tidak mau mendapatkan hasil tes psikologis yang
kurang bagus, karena hal tersebut dapat memunculkan berbagai asumsi terhadap
dirinya.
Kebocoran
alat tes sangat mendapatkan perhatian serius dari HIMPSI. Dalam draf RUU
psikologi terdapat peraturan izin praktik dan setifikasi yang sangat ketat
(lihat http://himpsi.org/ORGANISASI/RUUdraft6.htm).
Mereka yang melakukan praktik
psikologi tanpa memiliki Sertifikasi Kompetensi Keprofesian Psikologi dan Surat
Izin Praktik Psikologi diancam pidana penjara selama paling lama lima tahun dan
denda paling banyak Rp150 juta. Bahkan, mempekerjakan seseorang yang tidak
memiliki Surat Izin Praktek psikologi untuk melakukan praktik psikologi juga
diancam pidana penjara selama paling lama 10 tahun. Yang cukup mengejutkan,
dalam draf tersebut dinyatakan mereka yang menggunakan, memperjualbelikan alat
tes dan seluruh perangkat alat tes psikologi, termasuk kunci jawaban, mendapat
ancaman pidana yang sama, yaitu paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp300 juta. Padahal seperti yang penjulis sudah paparkan diatas, selama ini
buku-buku berisi soal-soal psikologi dapat dengan mudah dijumpai di berbagai
toko buku.
Menurut
Rahmat, alat tes psikologi termasuk rahasia negara sehingga harus dijaga dan
tidak bisa dijadikan pengetahuan umum. Namun, ia menambahkan, tidak semua alat
tes psikologi merupakan rahasia negara. Alat tes yang merupakan rahasia negara
adalah alat tes yang hanya dapat digunakan oleh psikolog, seperti yang biasa
digunakan untuk rekrutmen dan penelitian masalah intelegensia dan kepribadian,
serta alat tes yang hanya dapat digunakan oleh psikolog klinis, yaitu masalah
psikologi yang berat yang menyangkut penyakit kejiwaan. Sementara untuk
tes psikologi model kuis seperti yang banyak terdapat di majalah, internet,
maupun buku-buku yang diperjual belikan di toko buku, dapat digunakan oleh
masyarakat awam.
Jadi,
kerahasiaan alat-alat tes psikologi harus sangat di jaga. Terutama oleh
orang-orang yang bergerak di bidang psikologi agar tes-tes tersebut memiliki
daya fungsi yang sesuai dengan apa yang akan di ukur. :)
4 komentar:
bermanfaat sekali infonya. bisa menjadi referensi untuk menjaga kerahasiaan alat-alat tes psikologi :)
info menarik.. makasih buat infonya :D
makasih infonya :)
teman,Yuk kita ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi
Desember2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
untuk setiap kategori. link
http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan baak , maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian.. untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)
Posting Komentar