Farah Fajriatun Nikmah
2PA08
BEHAVIORISME
Sekolah
ini diprakarsai oleh Jhon B. Watson (1879-1958) yang lama di Universitas johns
Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras
bahwa psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan
manusia dan binatang yang dapat diobservasi (atau yang secara potensial dapat
diobservasi).
Banyak
tingkah laku yang memebentuk kepribadian dikondisikan melalui belajar individu
pada masa kecil, lingkungan individu membantu mempertahankan tingkah laku
tersebut, modelling (meniru).
John
Lock : “manusia lahir seperti kertas putih” (perkembangan ditentukan oleh
lingkungan dimana ia berada). Karena hanya merespon apa yang lingkungannya
berikan, maka individu dikatakan tidak memiliki sikap diri.
Pendekatan
ini mempelajari bagaimana organisme mempelajari perilaku yang baru atau
memodifikasi perilakunya. Pembelajaran atau modifikasi itu sebenarnya
tergantung pada situasi lingkungan, apakah lingkungan memberi hadiah atau
hukuman atas perilakunya.
Aliran
perilaku mempunyai 3 ciri penting :
- Menekan pada respon respon yang dikondisikan sebagai elemen- elemen atau bangunan perilaku
- Menekankan pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan- kecenderungan perilaku bawaan.
- Ciri ketiga dari behaviorisme difokuskan pada perikau binatang. Menurut watson, tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang dan bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilau kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
HUMANISTIK
Setiap
individu mempunyai kemampuan, pandangan segar tentang individu, melihat potensi
individu untuk tumbuh, menjadi lebih baik.
Sikap
optimis bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk menyelesaikan setiap
masalah dan mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
Pendekatan
ini menekankan bahwa masing masing individu memiliki kemerdekaan yang besar untuk
mengarahkan masa depannya, kapasitas yang luas untuk mengembangkan pribadi,
nilai intrinsik, dan potensinya yang sangat besar pemenuhan diri (self – fullfillment). Dan makhluk
kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan- pilihannya sendiri
bukan oleh kekuatan- keuatan ketidaksadaran.
“Ahli-
ahli psikologi pertumbuhan” ini
(kebanyakkan di antara mereka memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi
humanistik) telah memiliki suatu padangan yang segar terhadap kodrat manusia.
Ahli-ahli
psikologi humanistik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka
percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan padangan-pandangan
terbatas tentang kodrat manusia. Individu digambarkan sebagai suatu organsime
yang tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak
spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengukur
panas.
Baik
behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk
bertumbh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada
yang ada. Namun kita dilihat dari sudut pandang behavioris sebagai orang-orang
yang memberikan respons secara pasif terdap stimulus-stimulus dari luat dan
oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan
konflik-konflik masa kanak-kanak.
PSIKOANALISA
Freud
mengembangkan suatu teori perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa
kebanyakkan apa yang kita lakukan dan pikirkan dengan mengatakan bahwa
kebanyakkan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau
dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. Titik penting dari
keinginan dan dorongan ini, menurut psikoanalisa, adalah bahwa mereka
bersembunyi adri kesadaran individual, dengan kata lain mereka tidak disadari. Adalah
ekspresi dari dorongan tidak dasar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah
“motovasi yang tidak disadari” / (unconscious
motivation) menguraikan ide kunci psikoanalisa.
Pendekatan
ini menekankan pengaruh kecemasan, hasrat (desires),
motivasi dalam pemikiran, perilaku yang tidak disadari, dan perkembangan
sifat-sifat kepribadian serta masalah masalah psikologi yang tidak tersalurkan.
Melihat
alam bawah sadar, masa lalu, mimpi, bahwasannya setiap individu itu “sakit”
- Mengabaikan potensi yang dimiliki individu
- Melihat sisi negative, kodrat manusia itu neurosis dan psikosis.
- Memberi gambaran pesimistis manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa lalu.
Sumber
:
Riyanti, B.P.
Dwi., Hendro, Prabowo dan Ira, Puspitawati.(1996). Psikologi Umum 1. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Basuki, A.M.
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta
: Universitas Gunadarma.
Schultz, Duanne.
(1991). Psikologi Pertumbuhan Model-
Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.