Farah Fajriatun Nikmah
3PA08
12511693
1.
Apakah
definisi dari Psikoterapi itu, dan Jelaskan
Psikoterapi
dalam perspektif bahasa, psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa sedangkan therapy yang berarti penyembuhan Subandi
(2002).
Dilihat secara etimologis, psikoterapi
memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’
atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’
atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan
terhadap aspek kejiwaan.
Psikoterapi
adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar klien bisa mengatasi
persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka
perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung
kepada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien.
Gladding (1992) (dalam
Komalasari 2011) mengutip beberapa
pendapat ahli yang mendeskripsikan psikoterapi sebagai hubungan yang:
- Berhubungan dengan masalah gangguan kejiwaan yang lebih serius
- Menekankan pada masal lau dibandingkan masa sekarang
- Menekankan pada insight dari pada perubahan
- Terapis diharapkan menyembunyikan dan tidak membuka nilai-nilai dan perasaannya
- Terapis berperan sebagai orang yang ahli (expert) dari pada sebagai partner untuk berbagi (sharing partner).
2.
Jelaskan
tujuan dari Psikoterapi
Sarwono
(2009) Tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien
yang terganggu (mulai dari masalah ringan sampai dengan gangguan mental berat)
agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut merasa bisa
merasa dirinya lebih sehat mental.
Menurut
Corey (1991) tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat
sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam
menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan dan bekerja
melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pengalaman intelektual.
3.
Sebutkan
dan jelaskan unsur-unsur dari Psikoterapi
Masserman (dalam Maulany 1997)
melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim
pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
- Peran sosial (martabat)
- Hubungan (persekutuan tarapeutik)
- Hak
- Retrospeksi
- Reduksi
- Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
- Resosialisasi,
-
Rekapitulasi.
4. Sebutkan
dan jelaskan perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
Cavanagh
menyimpulkan perbedaan konseling dan psikoterapi yang dibahawa pada beberapa
literatur.
- Pertama, konseling diperuntukkan bagi individu normal, sedangkan psikoterapi pada umumnya ditujukan bagi individu yang mengalami gangguan psikologis.
- Kedua, konseling lebih bersifat edukatif, suportif, berorientasi pada kesadaran dan dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat. Psikoterapi bersifat rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi pada ketidaksadaran, dan dilaksanakan dalam waktu yang panjang.
- Terakhir
konseling lebih terstrukstur, diarahkan pada tujuan yang terbatas dan konkrit,
sedangkan psikoterapi bertujuan untuk mengubah diri individu (Cavanagh 1982,
p.3).
Menurut Thompson,et.al.,2004, p.21 perbedaan antara konseling dan psikoterapiKonseling lebih banyak untukPsikoterapi lebih banyak untuk1. Konseling atau klien1. Pasien2. Msalahnya yang ringan2. Gangguan yang serius3. Masalah pribadi, sosial, pekerjaan, pendidikan dan pengambilan keputusan3. Gangguan kepribadian4. Bersifat mencegah dan memberi perhatian pada perkembangan4. Bersifat remedial5. Pada seting pendidikan dan perkembangan5. Pada seting klinis dan medis6. Berada pada area kedasaran (conscious)6. Berada pada area ketidaksadaran (uncouncious)7. Menggunakan metode pengajaran7. Menggunakan metode penyembuhan
5. Uraikan
secara jelas, bagaimana Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan terhadap
mental illness
Menurut
Corey Gerald (2005) telah menyeleksi delapan pendekatan model konseling dan
psikoterapi yang biasa dimasukkan ke dalam tiga kategori terhadap mental
illness yaitu kategori Pertama adalah pendekatan psikodinamika yang
berlandaskan terutama pemahaman, motivasi tak sadar, serta rekonstruksi
kepribadian, dan merupakan terapi psikoanalitik. Kategori kedua adalah
terapi-terapi yang berorientasi eksperiensial dan relasi yang berlandaskan
psikologi humanistic, meliputi terapi-terapi ekstensial, terapi
client-centered, dan terapi Gestlat. Kategori ketiga adalah terapi-terapi yang
berorientasi pada tingkah laku, rasional-kognitif dan “tindakan”, yang mencakup
Analisis Transaksional, terapi-terapi tingkah laku, terapi rasioanl emotif, dan
terapi realitas
- Terapi Psikoanalitik
Figure utama : Freud. Figure-figur
lain : Jung, Adler, Sullivan, Rank, Fromm, Horney, Erikson. Merupakan system psikoterapi
pertama. Psikoanalisis adalah suatu teroi kepribadian, system filsafat, dan
metode psikoterapi. Banyak
menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis
manusia
- Terapi Ekstensial Humanistik
Figure-figur utama : May, Maslow,
Frankl, Jourard. “Kekuatan ketiga” dalam psikologi ini dikembangkan seagi
reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yaitu (Menurut Ellis (Subandi dalam Tooyibi, M & Ngemron, M)
, pendekatan yang cukup dekat dengan behavioristik adalah pendekatan kognitif,
yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang
manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dan
dikuantifikasi) .
yang dianggap tidak belaku adil dalam memperlakukan manusia Pendekatan akstensial humanistik ini sangat mementingkan nilai-nilai
kemanusiaan pada diri seseorang.
- Terapi Client-Centered
Pendiri : Carl Rogers. Semula
adalah pendekatan nondiretif yang dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai
reaksi melawan pendekatan psikoanalitik. Berlandaskan pada pandangan subjektif
atas pengalaman manusia, terapi Client-Centered
menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepda klien
dalam menangani berbagai permasalahan.
- Terapi Gestalt
Pendiri :fritz Perls. Sebagian
besar merupakan terapi eksperimenta; yang menekankan kesadaran dan integrasi,
yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan
fungsi jiwa dan badan.
- Analisis Transaksional
Pendiri : Eric Berne. Suatu model
terapi kontemporer yan cenderung kea rah aspke-aspek kognitif dan behavioral,
dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan
yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
- Terapi Tingkah-laku
Tokoh-tokoh utaman :
Wolpe, Eysenck, Lazarus, Salter. Suatu model terapi yang merupakan penerapan
prinsip-prinsip belajar pada penyelesaian gangguan-gangguan tingkah laku yang
spesifik. Hasil-hasilnya merupakan bahan bagi eksperimentasi lebih lanjut. Terapi
tingah laku secara sinambung dalam proses.
- Terapi Rasoinal Emotif
Pendiri : Albert Ellis.
Suau model terapi yang sangat didaktik, berorientasi kognitif tindakan, serta
menekankan peran pemikiran dan system-sistem kepercayaan sebagai akar
permasalahan masalah pribadi.
- Terapi Realitas
Pendiri :William Glasser. Suatu model
terapi yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas
adalah terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan
kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bias belajar
tingkah laku yang lebih realistic dan karenanya, bias mencapai keberhasilan.
Bentuk-bentuk
utama dalam terapi
Psikoterapi
menurut Phares (1992) dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yakni menurut taraf
kedalamannya, dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi
suportif, psikoterapi reeducative, dan psikoterapi reconstruktive.
1.
Terapi Supportive
Tujuannya memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi
dukungan psikologis, dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang
ada dalam alam bawah sadar . alasan penghindaran karena kalau di bongkar
ketidaksadarannya, klien ini kemungkinan akan menjadi lebih parah dalam
penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan
dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya. Contohnya
mengatasi trauma kekerasan dengan tujuan merubah prilaku yang biasanya
dilakukan.
2.
Psikoterapi Reeducative
Psikoterapi reeducative bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien
agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Di sini terapis tidak hanya memberi
dukungan, tetapi juga mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan
klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah
mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis di sini tidak hanya
membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali
ketidaksadaran. Psikoterapi jenis redukatif ini biasanya terjadi dalam
konseling.
3.
Reconstructive
Bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien atau klien, dengan menggali
ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, memberi
pemahaman akan adanya proses-proses tidak sadar, dan seterusnya. Psikoterapi
jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya langsung
intensif dalam waktu yang sangat lama. Pendekatan psikoanalisis dimaksudkan
menimbulkan pemahaman pada klien tentang masalah-masalahnya, kemudian mendobrak
untuk melakukan pemahaman selanjutnya dan meningkatkan pengendalian ego atas
desakan id dan superego.
Daftar
Pustaka
- Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks, Jakarta
- Mappiare, Andi., AT. (1992). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
- Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
- Maulany, R.F (1997). Buku Saku psikiatri: Residen bagian psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
- Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
- Slamet I.S. Suprapti & Sumarmo M. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : UI-Press.
S
0 komentar:
Posting Komentar